Rabu, 04 Mei 2016



BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian
Alih baring adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami imobilisasi dan  mengharuskan pasien melakukan gerakan-gerakan untuk menghindari bedrest agar tidak menimbulkan decubitus (Suyono, 2003).
Alih baring adalah pengaturan posisi miring kearah kiri dan kanan yang diberikan kepada penderita immobilisasi untuk menghindari bedres agar tidak menimbulkan dekubitus
Alih baring adalah pengaturan posisi yang diberikan untuk mengurangi tekanan dan gaya gesek pada kulit, menjaga bagian kepala tempat tidur setinggi 30 º atau kurang akn menurunkan peluang terjadinya dekubitus akibat gaya gesek ataupun gaya tekan (Perry & Potter, 2005).
Berdasarkan ketiga pegertian diatas dapat disimpulkan bahwa alih baring adalah pengaturan posisi miring kanan atau kiri yang diberikan  kepada pasien immobilisasi untuk mengurangi tekanan dan gaya gesek pada kulit agar tidak mengakibatkan bedres yang selanjutnya mengakibatkan dekubitus.
B.     Tujuan
Tindakan alih baring bertujuan untuk mengurangi tekanan terutama pada bagian punggung. Pasien yang lama berada di tempat tidur tanpa berpindah atau bergerak ( memiringkan badan ) dari tempat tidur dapat mengalami bedrest yang selanjutnya dapat menyebabkan decubitus, beberapa manfaat pasien melakukan tindakan alih baring diantaranya adalah sebagai berikut :
a.    Melemaskan otot yang kaku, memiringkan badan kekiri ataupun kekanan diharapkan dapat melemaskan otot – otot yang kaku karena sudah tidak digerakan dalam jangka waktu yang lama.
b.    Mencegah kerusakan integritas kulit
c.    Menghindari pasien agar tidak bedrest dan mencegah terjadinya dekubitus, pasien yang mengalami immobile akibat  penyakit yang dideritanya, sehingga pasien tidak dapat bergerak secara bebas, 90% akan menghabiskan waktunya di tempat tidur. Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama maka pasien akan mengalami bedres yang selanjutnya mengakibatkan decubitus.
Tujuan alih baring ( Young, 2004 ) yaitu :
1.    Mencegah nyeri otot
2.    Mengurangi tekanan
3.    Menegah kerusakan saraf dan pembuluh darah superfisial
4.    Mencegah konraktur otot
5.    Mempertahankan tonus otot dan refleks
C.     Prosedur Tindakan Alih Baring
Menurut Young (2004) dalam jurnal Elysabeth (2010) pengaturan posisi miring untuk pasien tirah baring adalah dengan prosedur awal pasien di tempatkan persis ditengah tempat tidur dengan menggunakan bantal untuk menyanggah kepala dan leher. Selanjutnya tempatkan satu bantal pada sudut antara bonkong dengan matras, dengan cara memiringkan pinggul setinggi 30 º. Bantal berikutnya ditempatkan memanjang diantara kedua kaki.
Gambar 3.1 Posisi Alih Baring
 Description: Description: Description: Description: C:\Users\Reny\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\index.png
Prosedur tindakan alih baring dilakukan oleh perawat kepada pasien baik mandiri ataupun dengan bantuan keluarga pasien harus dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada. Tabel standar operasional prosedur tindakan alih baring (terlampir).
D.    Indikasi Dilakukannya Tindakan Alih Baring
1.    Pasien yang mengalami immobilisasi, karena pasien yang mengalami immobolisasi akan menghabiskan banyak waktunya ditempat tidur, hal tersebut dapat memicu terjadinya bedres yang selanjutnya mengakibatkan dekubitus
2.    Pasien yang mengalami bedres untuk mencegah terjadinya luka dekubitus, pasien yang mengalami bedres harus diberikan tindakan alih baring
3.    Pasien yang mengalami luka decubitus, pasien dengan luka dekubitus sangatlah membutuhkan tindakan alih baring untuk mengurangi dampak dari luka dekubitus itu sendiri
E.     Kontraindikasi Tindakan Alih Baring
1.    Pasien yang memiliki penyakit lain seperti fraktur, pasien yang mengalami fraktur memang harus diimmobilisasi dan tidak dianjurkan untuk merubah posisi agar mempercepat proses penyembuhan.
2.    Pasien yang mengalami perdarahan pada otak, pasien dengan diagnosa pendarahan pada otak akan mengalami immobilisasi karena posisi kepala yang tidak boleh banyak bergerak agar tidak memicu terjadinya perdarahan yang lebih parah
3.    Pasien yang tidak sadar/koma, karena ketikan tindakan alih baring diberikan kepada pasien yang sedang tidak sadar, pasien akan susah untuk diatur/diberi arahan.









BAB IV
TINDAKAN DI RUMAH SAKIT

         Seperti pengamatan saya mengenai tindakan alih baring  yang dilakukan perawat di ruang Srikandi RS Tk.III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto, perawat melakukan tindakan alih baring dengan langkah sebagai berikut yang pertama sebelum melakukan tindakan perawat memverifikasi data pasien (melihat program tindakan kepada pasien) dan mencuci tangan dan langsung pergi ke ruangan pasien, perawat masuk keruang pasien dengan mengucap salam dan menyapa pasien serta keluarganya, setelah itu perawat menjelaskan tentang tindakan alih baring yang akan diberikan dan langsung melakukan tindakan alih baring dengan menginstruksikan pasien untuk memiringkan posisinya kearah kanan, perawat menaruh bantal dibagian kaki untuk membantali bagian kaki pasien serta membantu pasien dalam memiringkan posisi, perawat juga  menaikan pengaman yang ada ditempat tidur pasien. Setelah pasien dalam posisi miring, perawat menjelaskan kepada keluarga untuk menjaga posisi miring tersebut selama dua jam kedepan setelah itu perawat meninggalkan pasien dan kembali keruang perawat, setelah dua jam perawat kembali lagi keruangan pasien untuk memindahkan posisi pasien dari posisi miring kanan ke posisi miring kiri dan perawat akan kembali lagi keruang perawat dan meninggalkan pasien selama dua jam. Setelah dua jam perawat kembali lagi keruangan pasien untuk mengembalikan posisi pasien seperti semula sekaligus merapikan lingkungan disekitar pasien, setelah pasien berada pada posisi nyaman perawat akan mengucapkan terimakasih serta berpamitan kepada pasien dan keluarga.





BAB V
PEMBAHASAN

Setiap tindakan keperawatan yang ada termasuk tindakan alih baring memiliki standar operasional prosedur yang terdiri dari empat fase yaitu fase pra interaksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Namun pada kenyatanya perawat yang ada di ruang Srikandi RS Tk.III 04.06.01  Wijayakusuma Purwokerto pada saat melakukan tindakan alih baring hanya berfokus kepada fase kerjanya saja dan kurang memaksimalkan fase orientasi dan terminasi. Pada fase pra interaksi perawat  melakukan setiap tindakannya dengan maksimal seperti memferifikasi data pasien dan mencuci tangan. Pada fase orientasi perawat tidak melakukan setiap tindakan sesuai dengan SOP yaitu perawat melakukan tindakan seperti mengucapkan selamat pagi dan menyapa pasien, menjelaskan maksud dan tujuan diberikannya tindakan alih baring secara singkat. Fase orientasi yang sesuai dengan SOP yaitu memberi salam, perkenalan, menyampaikan maksud dan tujuan tindakan alih baring, menyampaikan kontrak waktu, dan menanyakan kesiapan serta persetujuan pasien, pada tahap memberikan salam perawat memberikan salam berupa ucapan selamat pagi kepada pasien. Pada fase yang ketiga yaitu fase kerja perawat sudah melakukan semua tindakan yang ada sesuai dengan SOP (Standar Operasional Posedur) tindakan alih baring yang ada yaitu dengan memiringkan posisi tidur pasien kearah kanan dan kiri serta perawat juga memastikan keamanan saat pasien saat memiringkan posisinya. Kemudian pada fase terminasi perawat juga tidak melakukan tindakan sesuai dengan SOP yaitu perawat hanya mengucapkan terimakasih dan berpamitan kepada pasien. Pada fase terminasi perawat hanya memberikan salam dan berpamitan padahal sesuai dengan SOP perawat seharusnya  menanyakan perasaan klien setelah dilakukanya tindakan, memberikan rencana tindak lanjut terhadap tindakan yang telah dilakukan, membuat  kontrak waktu selanjutnya dan salam penutup, setelah itu perawat melakukan mencuci tangan dan dokumentasi tindakan.
        Memang pada kenyataanya hampir semua tindakan keperawatan yang ada, termasuk tindakan alih baring antara teori dengan praktik  langsung di lapanga kurang sesuai, walaupun tindakan pokoknya (fase kerja) sudah sesuai dengan teori namun pada fase orientasi dan terminasi tidak sesuai dengan teori dikarenakan masih banyaknya tindakan yang harus dilakukan oleh perawat kepada pasien yang lainnya.

1 komentar:

  1. Coin Casino - Review, Ratings, Games, Bonuses & More
    Find out the latest coin casino reviews. Get info on bonuses, games, and more. We update our daily 인카지노 update as we choegocasino get closer to the worrione release of the

    BalasHapus