BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Alih baring adalah suatu keadaan dimana pasien
mengalami imobilisasi dan mengharuskan
pasien melakukan gerakan-gerakan untuk menghindari bedrest agar tidak
menimbulkan decubitus (Suyono, 2003).
Alih baring
adalah pengaturan posisi miring kearah kiri dan kanan yang diberikan kepada
penderita immobilisasi untuk menghindari bedres agar tidak menimbulkan
dekubitus
Alih baring
adalah pengaturan posisi yang diberikan untuk mengurangi tekanan dan gaya gesek
pada kulit, menjaga bagian kepala tempat tidur setinggi 30 º atau kurang akn
menurunkan peluang terjadinya dekubitus akibat gaya gesek ataupun gaya tekan
(Perry & Potter, 2005).
Berdasarkan
ketiga pegertian diatas dapat disimpulkan bahwa alih baring adalah pengaturan
posisi miring kanan atau kiri yang diberikan
kepada pasien immobilisasi untuk mengurangi tekanan dan gaya gesek pada
kulit agar tidak mengakibatkan bedres yang selanjutnya mengakibatkan dekubitus.
B. Tujuan
Tindakan alih baring
bertujuan untuk mengurangi tekanan terutama pada bagian punggung. Pasien yang
lama berada di tempat tidur tanpa berpindah atau bergerak ( memiringkan badan )
dari tempat tidur dapat mengalami bedrest yang selanjutnya dapat menyebabkan
decubitus, beberapa manfaat pasien melakukan tindakan alih baring diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Melemaskan otot yang kaku, memiringkan badan kekiri
ataupun kekanan diharapkan dapat melemaskan otot – otot yang kaku karena sudah
tidak digerakan dalam jangka waktu yang lama.
b. Mencegah kerusakan integritas kulit
c. Menghindari
pasien agar tidak bedrest dan mencegah terjadinya dekubitus, pasien yang mengalami immobile akibat penyakit yang dideritanya, sehingga pasien
tidak dapat bergerak secara bebas, 90% akan menghabiskan waktunya di tempat
tidur. Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama maka pasien akan
mengalami bedres yang selanjutnya mengakibatkan decubitus.
Tujuan
alih baring ( Young, 2004 ) yaitu :
1.
Mencegah
nyeri otot
2.
Mengurangi tekanan
3.
Menegah kerusakan saraf dan pembuluh
darah superfisial
4.
Mencegah konraktur otot
5.
Mempertahankan tonus otot dan refleks
C. Prosedur Tindakan
Alih Baring
Menurut Young (2004) dalam
jurnal Elysabeth (2010) pengaturan posisi miring untuk pasien tirah baring
adalah dengan prosedur awal pasien di tempatkan persis ditengah tempat tidur
dengan menggunakan bantal untuk menyanggah kepala dan leher. Selanjutnya
tempatkan satu bantal pada sudut antara bonkong dengan matras, dengan cara
memiringkan pinggul setinggi 30 º. Bantal
berikutnya ditempatkan memanjang diantara kedua kaki.
Gambar 3.1
Posisi Alih Baring

Prosedur
tindakan alih baring dilakukan oleh perawat kepada pasien baik mandiri ataupun
dengan bantuan keluarga pasien harus dilakukan sesuai dengan standar
operasional prosedur yang ada. Tabel standar operasional prosedur tindakan alih
baring (terlampir).
D. Indikasi
Dilakukannya Tindakan Alih Baring
1. Pasien yang mengalami immobilisasi, karena pasien yang
mengalami immobolisasi akan menghabiskan banyak waktunya ditempat tidur, hal
tersebut dapat memicu terjadinya bedres yang selanjutnya mengakibatkan
dekubitus
2. Pasien yang mengalami bedres untuk mencegah terjadinya
luka dekubitus, pasien yang mengalami bedres harus diberikan tindakan alih
baring
3. Pasien yang mengalami luka decubitus, pasien dengan
luka dekubitus sangatlah membutuhkan tindakan alih baring untuk mengurangi
dampak dari luka dekubitus itu sendiri
E. Kontraindikasi
Tindakan Alih Baring
1. Pasien yang memiliki penyakit lain seperti fraktur,
pasien yang mengalami fraktur memang harus diimmobilisasi dan tidak dianjurkan
untuk merubah posisi agar mempercepat proses penyembuhan.
2. Pasien yang mengalami perdarahan pada otak, pasien
dengan diagnosa pendarahan pada otak akan mengalami immobilisasi karena posisi
kepala yang tidak boleh banyak bergerak agar tidak memicu terjadinya perdarahan
yang lebih parah
3. Pasien yang tidak sadar/koma, karena ketikan tindakan
alih baring diberikan kepada pasien yang sedang tidak sadar, pasien akan susah
untuk diatur/diberi arahan.
BAB
IV
TINDAKAN
DI RUMAH SAKIT
Seperti pengamatan saya mengenai tindakan alih baring yang dilakukan perawat di ruang Srikandi RS
Tk.III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto, perawat melakukan tindakan alih baring
dengan langkah sebagai berikut yang pertama sebelum melakukan tindakan perawat
memverifikasi data pasien (melihat program tindakan kepada pasien) dan mencuci
tangan dan langsung pergi ke ruangan pasien, perawat masuk keruang pasien
dengan mengucap salam dan menyapa pasien serta keluarganya, setelah itu perawat
menjelaskan tentang tindakan alih baring yang akan diberikan dan langsung
melakukan tindakan alih baring dengan menginstruksikan pasien untuk memiringkan
posisinya kearah kanan, perawat menaruh bantal dibagian kaki untuk membantali
bagian kaki pasien serta membantu pasien dalam memiringkan posisi, perawat juga
menaikan pengaman yang ada ditempat
tidur pasien. Setelah pasien dalam posisi miring, perawat menjelaskan kepada
keluarga untuk menjaga posisi miring tersebut selama dua jam kedepan setelah
itu perawat meninggalkan pasien dan kembali keruang perawat, setelah dua jam
perawat kembali lagi keruangan pasien untuk memindahkan posisi pasien dari posisi
miring kanan ke posisi miring kiri dan perawat akan kembali lagi keruang
perawat dan meninggalkan pasien selama dua jam. Setelah dua jam perawat kembali
lagi keruangan pasien untuk mengembalikan posisi pasien seperti semula
sekaligus merapikan lingkungan disekitar pasien, setelah pasien berada pada
posisi nyaman perawat akan mengucapkan terimakasih serta berpamitan kepada
pasien dan keluarga.
BAB V
PEMBAHASAN
Setiap
tindakan keperawatan yang ada termasuk tindakan alih baring memiliki standar
operasional prosedur yang terdiri dari empat fase yaitu fase pra interaksi,
fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Namun pada kenyatanya perawat yang
ada di ruang Srikandi RS Tk.III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto pada saat melakukan
tindakan alih baring hanya berfokus kepada fase kerjanya saja dan kurang
memaksimalkan fase orientasi dan terminasi. Pada fase pra interaksi
perawat melakukan setiap tindakannya
dengan maksimal seperti memferifikasi data pasien dan mencuci tangan. Pada fase
orientasi perawat tidak melakukan setiap tindakan sesuai dengan SOP yaitu
perawat melakukan tindakan seperti mengucapkan selamat pagi dan menyapa pasien,
menjelaskan maksud dan tujuan diberikannya tindakan alih baring secara singkat.
Fase orientasi yang sesuai dengan SOP yaitu memberi salam, perkenalan,
menyampaikan maksud dan tujuan tindakan alih baring, menyampaikan kontrak
waktu, dan menanyakan kesiapan serta persetujuan pasien, pada tahap memberikan
salam perawat memberikan salam berupa ucapan selamat pagi kepada pasien. Pada fase yang ketiga yaitu fase kerja perawat sudah
melakukan semua tindakan yang ada sesuai dengan SOP (Standar Operasional
Posedur) tindakan alih baring yang ada yaitu dengan memiringkan posisi tidur
pasien kearah kanan dan kiri serta perawat juga memastikan keamanan saat pasien
saat memiringkan posisinya. Kemudian pada fase terminasi
perawat juga tidak melakukan tindakan sesuai dengan SOP yaitu perawat hanya
mengucapkan terimakasih dan berpamitan kepada pasien. Pada fase terminasi
perawat hanya memberikan salam dan berpamitan padahal sesuai dengan SOP perawat
seharusnya menanyakan perasaan klien
setelah dilakukanya tindakan, memberikan rencana tindak lanjut terhadap
tindakan yang telah dilakukan, membuat kontrak
waktu selanjutnya dan salam penutup, setelah itu perawat melakukan mencuci
tangan dan dokumentasi tindakan.
Memang pada
kenyataanya hampir semua tindakan keperawatan yang ada, termasuk tindakan alih
baring antara teori dengan praktik langsung di lapanga kurang sesuai, walaupun
tindakan pokoknya (fase kerja) sudah sesuai dengan teori namun pada fase orientasi
dan terminasi tidak sesuai dengan teori dikarenakan masih banyaknya tindakan
yang harus dilakukan oleh perawat kepada pasien yang lainnya.
Coin Casino - Review, Ratings, Games, Bonuses & More
BalasHapusFind out the latest coin casino reviews. Get info on bonuses, games, and more. We update our daily 인카지노 update as we choegocasino get closer to the worrione release of the